Wednesday, September 5, 2007

Qur'anic Quotient


Judul : Quranic Quotient: Menggali dan Melejitkan Potensi Diri Melalui Al-Qur'an
Penulis : Udo Yamin Efendi Majdi

Penerbita : Qultum Media, Jakarta
Cetakan : Pertama, 2007
Tebal : xvi + 196 halaman
Distributor : Gramedia, Gunung Agung, dan toko buku besar seluruh Indonesia

"Buku yang ditulis oleh Udo Yamin Efendi Majdi merupakan karya yang —saya yakin— akan menambah kecintaan pembaca akan Al-Quran sekaligus menjadikannya sebagai pedoman puncak dalam menjalani kehidupan," tulis Ary Ginanjar Agustian ketika memberikan Kata Pengantar terhadap buku Quranic Quotient.

Ungkapan pimpinan ESQ Leadership Center itu tidak berlebihan, sebab buku Quranic Quotient ini hadir dalam rangka back to Al-Qur`an. Penulis ingin meyakinkan kita bahwa siapa pun yang mengamalkan prinsip dalam Al-Qur`an, maka potensi dan kecerdasannya akan berkembang pesat. Setidaknya, buku ini menjadi sarana diskusi kepada siapa saja, terutama bagi generasi muda Islam yang ingin lebih mencintai Al-Qur`an dan mengembangkan potensi diri berdasarkan wahyu Ilahi.

Dalam buku ini, penulis mendiskusikan tentang: Nama dan Sifat Al-Qur`an, Fungsi Al-Qur`an, Kewajiban Terhadap Al-Qur`an, Pengaruh Al-Qur`an Terhadap Potensi Diri, dan Quranic Quotient. Kelima hal itu, penulis bahas dengan “personal essay”, dengan bahasa komunikatif, atraktif, dan mudah untuk dicerna oleh siapa saja. Selain itu, buku ini unik, karena setiap awal bab memuat puisi Sir. Muhammad Iqbal.

Pada Bab I, membicarakan 16 nama dan sifat Al-Qur`an. Dalam bab ini, kita sebagai pembaca akan menemukan pendapat Michael H. Hart —penulis bukunya ‘Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah’ dan para orientalis tentang Al-Qur`an. Ada juga, kisah renaisannce (pencerahan) di Barat dan ‘tidurnya’ umat Islam. Kita pun akan berkenalan dengan pencetus teori ilmiah Ibnu Al-Haitsam. Al-Khawarizm sang penemu Angka Nol. Al-Battani pencetus istilah Sinus, Kosinus, Tangen, dan Kotangen dalam Matematika, atau Azimut, Zenit, dan Nadir dalam Ilmu Astronomi. Ibnu Sina bapak Ilmu Kedokteran. Al-Razi penemu "Kimia Kontemporer". Ibnu Rusyd tokoh Filsafat. Ibnu Khaldun peletak Ilmu Sejarah dan Sosiologi. Dan tokoh yang lainnya. Tak ketinggalan, ada kisah masuk Islamnya dua tokoh terkenal, yaitu Cat Stevens —mantan artis Prancis dan Irena Handono —mantan biarawati.

Selanjutnya, dalam Bab II, kita akan menemukan 4 fungsi Al-Qur`an. Di sini ada cerita tentang Ahmad Deedat ketika diundang oleh raja Swedia, Subaza. Atau, kisah Dr. Keith L. Moore —ahli Embriologi Amerika, Profesor Tajasen Tahasen —seorang ahli Farmakologi Thailand, Mr. Jacques Yves Costeau —ahli kelautan (Oceanografer), dan Prof. William Brown, masuk Islam karena menyaksikan kemukjizatan Al-Qur`an.

Lima kewajiban terhadap Al-Qur`an, penulis bicarakan kepada kita dalam Bab III. Kewajiban itu, antara lain (1) mengimaninya; (2) mempelajarinya; (3) mengamalkannya; (4) mendakwahkannya; dan (5) membelanya. Juga mendiskusikan jawaban, mengapa ada orang yang suka baca Al-Qur`an, tapi Al-Qur`an itu tidak menyentuh hati dan merubah tingkah lakunya? Ada cerita tentang kedekatan Pak Ary Ginanjar dan Bu Marwah Daud dengan Al-Qur`an. Ada cerita tentang interaksi Sir. Muhammad Iqbal terhadap Al-Qur`an. Ada kisah Harun Yahya. Ada kisah Abdullah bin Mas’ud t.

Kemudian Bab IV, penulis mengajak kita untuk menjawab pertanyaan: “Siapa Saya?” atau “Apa Diri itu?” Apa itu potensi diri? Apa itu Ahsanu Taqwîm? Sebagai apa saya, menurut Al-Qur`an? Bagaimana saya membaca diri? Bagaimana cara saya memandang diri? Dan, berbicara tentang diri yang unik. Tidak lupa, membicarakan tentang empat potensi terbaik manusia, yaitu potensi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik. Dan alasan, mengapa fisik tidak termasuk dalam kajian kecerdasan.

Sebagai lanjutan dari bab sebelumnya, trilogi kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) penulis bahas dalam Bab V dan kemudian ia hubungkan dengan tiga wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad r. Ada juga tentang Kang Abik (penulis novel Ayat-ayat Cinta), Mbak Helvy (cerpenis dan mantan Ketua Umum FLP Pusat), dan Mas Fauzil (penulis buku Kupinang Engkau dengan Hamdalah). Dan kita, diajak oleh penulis mengunjung Piramida Giza di Mesir, ketika ia berpendapat bahwa IQ, EQ, SQ versi barat tidak cukup untuk mengantarkan kita ke puncak sukses dunia-akhirat.

Maka dalam Bab VI, penulis menegaskan kepada kita bahwa selain tiga kecerdasan itu, kita juga butuh Quranic Quotient atau Kecerdasan Qur'ani. Ia juga mendiskusikan, apa itu makna sukses dan bahagia? Apa itu Ulil Albâb? Lalu, ia membahas 7 prinsip menggali dan melejitkan potensi diri dengan Quranic Qoutient beserta kiat-kiat praktisnya.

Saat memberikan endorsement terhadap buku yang lahir dari rahim santri Universitas Al-Azhar Mesir ini, B.S.Wibowo —Trainer dan CEO Trustco Cipta Madani— berkomentar:: "Membaca judulnya pasti penasaran. Skiming bukunya tambah penasaran. Sebaiknya membaca sampai habis, itulah jawabannya. Sebuah buku yang memadukan antara pemikiran asasi dengan pemikiran kini. Sangat menarik dan wajar jika dipuji. Perlu dibaca untuk masa kini.” Bahkan, pengelola Rumah Dunia, Golagong, menambahkan: "Bacalah buku ini dan kita akan merasa malu, karena sudah melupakan Al-Quran, kitab yang kita akui sebagai milik kita.”

4 comments:

FAREES AL HAMBRA said...

Sungguh bagus....buku itu, akan tetapi saya belum bisa melihat dan memilikinya.kirim dong ke jakarta

Udo Yamin Majdi said...

Terbitnya juga d Jakarta... di Gramedia

Ikhwan said...

Assalamu'alaikum,,,,

Alhamdulillah saya udah baca bukunya,,, Bagus,,, memotivasi kita untuk lebih mengakrabi alqur'an,,,,

Untuk Mas ABADI ATAU PERUBAHAn : Jika membutuhkan buku itu, bisa konfirmasi ke saya,, Insya Allah saya bisa menjadi penyalur,,,, silahkan kontak ke 087884652500

jazakallah ahsanal jaza',,, wasssalamu'alaikum,,,

Unknown said...

assalamu'alaikum wr. . wb

alhamdulillah saya sudah membaca buku bapak udo yamin majdi,
sungguh luar biasa bukunya, bisa membangkit nkan semangat mmebaca al-qur'an dan bacaan bujku lainnya,
terima kiasih kanda udo yamin majdi atas buku bapak yang telah tersalurkan kepada kami.